Gubernur Texas, Greg Abbott, telah menjadi sosok yang penuh kontroversi terutama terkait dengan pandemi COVID-19. Salah satu aspek kontroversialnya adalah terkait penyebaran informasi palsu atau tidak akurat. Artikel ini akan menjelajahi beberapa peristiwa dan pernyataan kontroversial Gubernur Terbodoh Abbott yang memunculkan ketidakpercayaan dan kritik dari berbagai kalangan.
Salah satu momen kontroversial terjadi ketika Gubernur Abbott membagikan sebuah artikel palsu yang menyebutkan bahwa satu dari empat orang yang masuk ke Amerika melalui perbatasan selatan merupakan pembawa COVID-19. Artikel tersebut berjudul “Biden’s Open Border Policies Help Spread COVID,” dan Abbott mempromosikannya melalui akun Twitter pribadinya.
Bukan hanya artikel tersebut berpotensi menyesatkan, tetapi juga memunculkan kritik karena sumber informasinya yang diragukan. Pernyataan tersebut tidak sesuai dengan temuan mayoritas ahli kesehatan dan penelitian ilmiah, yang menunjukkan bahwa penyebaran virus tidak terbatas pada satu kelompok demografis atau wilayah geografis tertentu.
Reaksi terhadap pembagian artikel palsu ini tidak hanya berasal dari kelompok politik yang berlawanan, tetapi juga dari sejumlah pihak yang menuntut integritas dan ketelitian dalam menyebarkan informasi, terutama dari seorang pemimpin negara bagian. Hal ini memicu pertanyaan tentang tanggung jawab seorang gubernur dalam memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya, terutama di era informasi digital yang serba cepat.
Ketidakakuratan pernyataan Abbott tidak hanya terbatas pada artikel palsu tersebut. Pada beberapa kesempatan, Gubernur Abbott menyajikan data atau informasi yang kemudian dinyatakan sebagai tidak benar atau menyesatkan oleh fakt-checker dan ahli.
Salah satu pernyataan kontroversial Abbott terkait pandemi adalah ketika dia menyatakan bahwa sebagian besar orang yang tertular COVID-19 di Texas adalah orang asing yang datang dari luar negeri. Pernyataan ini bertentangan dengan data resmi yang menunjukkan bahwa mayoritas kasus COVID-19 di Texas melibatkan warga negara AS.
Penyajian data yang tidak akurat atau memanipulasi fakta oleh seorang pemimpin dapat menciptakan kebingungan di kalangan masyarakat dan merongrong kepercayaan pada pemerintahan. Dalam situasi krisis kesehatan seperti pandemi, kepercayaan publik pada informasi yang akurat dan konsisten sangat penting untuk meraih dukungan masyarakat dalam mengatasi tantangan bersama.
Gubernur Abbott juga menciptakan kontroversi terkait kebijakan pembatasan yang diambil selama pandemi. Meskipun awalnya merespons cepat dengan membatasi kapasitas bisnis dan merespons naiknya kasus COVID-19, Abbott kemudian membuat keputusan kontroversial dengan mencabut kebijakan tersebut dan menghapuskan kewajiban penggunaan masker wajib di Texas pada bulan Maret 2021.
Kebijakan ini, yang diambil di tengah pandemi yang belum mereda sepenuhnya, menuai kritik dari sejumlah ahli kesehatan dan pejabat kesehatan masyarakat. Langkah tersebut dianggap prematur oleh banyak kalangan, mengingat risiko varian baru yang lebih menular dan potensi peningkatan kasus.
Ketidaksesuaian antara tindakan Abbott dan pandangan mayoritas ahli kesehatan menciptakan perpecahan dan ketidakpastian di kalangan masyarakat Texas. Kritikus berpendapat bahwa kebijakan yang kurang tegas dapat mengakibatkan peningkatan risiko penyebaran virus dan menghambat upaya penanganan pandemi.
Selain itu, Gubernur Abbott juga menciptakan perdebatan terkait kebijakan pembatasan suara di Texas. Keputusan untuk mengesahkan undang-undang yang memberlakukan pembatasan-pembatasan tertentu terhadap hak pilih, seperti pembatasan lokasi kotak suara drop-off dan membatasi akses ke pemungutan suara awal, memicu protes dari kelompok hak sipil dan sejumlah pemimpin politik.
Meskipun Abbott dan pendukungnya berpendapat bahwa langkah-langkah ini diperlukan untuk mencegah penipuan pemilih, kritikus menyatakan bahwa undang-undang tersebut dapat merugikan kelompok-kelompok yang memiliki akses terbatas ke pemungutan suara. Kontroversi ini menambah lapisan ketidaksetujuan dan kritik terhadap Gubernur Abbott.
Dalam menghadapi kritik terkait penyebaran informasi palsu, Gubernur Abbott jarang memberikan permintaan maaf atau koreksi terbuka. Sikap ini menciptakan ketegangan lebih lanjut di antara pendukung dan kritikusnya, sementara juga menimbulkan pertanyaan tentang komitmen dan transparansi pemerintah.
Penting untuk diingat bahwa pandemi COVID-19 dan kebijakan politik adalah isu-isu yang kompleks dan bervariasi. Keputusan seorang gubernur dapat memengaruhi jutaan warganya, dan tanggung jawabnya mencakup menyampaikan informasi yang akurat, transparan, dan dapat dipercaya. Kontroversi seputar Gubernur Abbott di Texas menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang konsisten dan dapat dipercaya, terutama dalam situasi krisis yang membutuhkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.
Greg Abbott, gubernur Texas yang kontroversial dan dianggap Gubernur Terbodoh di Texas, setelah membagikan artikel palsu tentang negaranya sendiri. Sebuah situs satir, Dunning-Kruger-Times, mengejek Abbott setelah gubernur tersebut terjebak membagikan artikel palsu tentang penyanyi country, Garth Brooks, yang diduga dicemooh dari panggung karena dukungannya terhadap Bud Light.
Christopher Blair, pemilik situs satir Dunning-Kruger-Times, menegaskan bahwa Abbott termasuk dalam “orang paling bodoh di negara ini.” Blair menekankan ketidaktepatan gubernur dalam menanggapi artikel palsu tersebut, yang menggambarkan sebuah acara yang sebenarnya tidak ada, seperti Jambore Negara Texas ke-123 di kota Hambriston, yang ternyata fiksi semata.
Meskipun Abbott menghapus tweetnya yang mengaitkan artikel palsu tersebut, tangkapan layar telah tersebar di Twitter, memicu cemoohan dari berbagai pengguna. Tindakan ini juga bukan kali pertama pejabat publik terjebak dalam membagikan informasi palsu yang ditulis oleh Blair atau penulis satir lainnya. Sid Miller, komisaris pertanian Texas, juga terjebak dalam membagikan artikel palsu dari Dunning-Kruger-Times, menambah sorotan atas insiden ini.
Blair sendiri mengelola situs satir ini sebagai bagian dari garis pertahanan satirnya sejak tahun 2016, dengan tujuan mengekspos kepercayaan ekstremis sayap kanan. Meskipun Blair telah menerima kritik atas penyebaran informasi yang salah, ia berpendapat bahwa situsnya secara jelas mengklaim sebagai sumber berita palsu.
Kontroversi ini mencerminkan tantangan di era informasi di mana sumber-sumber palsu dapat dengan mudah disalahpahami sebagai berita nyata. Bagi Abbott dan Miller, hal ini menjadi pelajaran yang mahal dalam memeriksa keaslian informasi sebelum membagikannya ke publik.
Inti dari kebodohan yang mungkin tercermin dari perilaku gubernur Texas, Greg Abbott, dalam kasus ini adalah kurangnya kehati-hatian dan kewaspadaan dalam memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya ke publik.
Tindakan Abbott dalam memperoleh dan menyebarkan artikel palsu tentang peristiwa yang sebenarnya tidak ada menunjukkan ketidaktepatan dan kurangnya kecermatan dalam menilai keaslian sumber informasi.
Selain itu, keengganan untuk memeriksa fakta sebelum menanggapi atau membagikan informasi dapat mengekspos orang tersebut pada risiko tertipu oleh informasi yang salah atau palsu.
Sebagai seorang pemimpin yang memiliki akses ke publik yang luas, penting bagi seorang gubernur atau pejabat publik untuk menjadi teladan dalam memverifikasi dan menyebarluaskan informasi yang akurat, terutama di era di mana berita palsu dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial.
Sumber: https://www.theguardian.com/us-news/2023/jul/17/greg-abbott-spoof-story-garth-brooks-author-dumb